DISIPLIN diri tidak muncul begitu saja. Ia lahir dari sebuah kebiasaan positif yang memakan waktu cukup panjang. Manfaatnya banyak sekali dalam setiap aspek kehidupan. Keteraturan, ketelitian, dan kecermatan, semua itu lahir dari disiplin diri.
PARTONO nampak sibuk sekali. Suara mesin ketiknya tak henti-hentinya berdetak. Berulang kali ia membolak-balikkan buku-bukunya, dan jika yang dicarinya tak ditemukannya dengan jengkel. Ia membantingkan buku tersebut ke lantai. Kejengkelannya semakin memuncak manakala hasil ketikannya salah. Semua ini disebabkan tugas papernya di sekolah terlambat dikerjakan, karena ia menganggap tugas itu tidaklah begitu memberatkan, sehingga dapat dikerjakan pada saat akan dikumpulkan.
Ternyata dugaan Partono keliru, karena membuat paper ternyata tidaklah segampang yang diduganya. Terlebih lagi ia belum lagi membaca bahan-bahan yang hendak dituliskan. Kesulitannya semakin bertambah lagi manakala ia semakin dikejar waktu.
Hal yang dialami Partono bukan mustahil pernah juga kita alami. Kita merasa sebuah tugas yang diembankan kepada kita dengan sengaja kita ulur-ulur, karena kita menganggap tugas tersebut begitu mudah untuk dikerjakan, sehingga dapat diselesaikan sembarang waktu. Namun kenyataannya tidak demikian.
Disiplin Diri
SERINGKALI kita dengar seseorang mengatakan, ia tak memiliki cukup waktu atau pun “waktu tak berpihak kepadanya.” Hal ini sebagai penggambaran dari keadaan yang dihadapi seseorang, dimana ia harus bergegas dengan segala aktivitasnya karena diburu waktu.
Bisa saja keadaan yang dihadapi seseorang itu, memang demikian adanya karena aktivitas yang harus dilakukan dari hari ke hari memang padat, sehingga waktu yang tersisa baginya hampir-hampir tidak mencukupi. Tapi bisa pula memang karena kesalahan orang itu sendiri, karena mungkin saja ia selalu menunda-nunda setiap pekerjaan yang segera harus diselesaikannya. Akibatnya tentu saja pekerjaannya semakin hari semakin menumpuk. Dalam situasi yang demikian tentu saja akan sulit untuk menghasilkan sebuah pekerjaan yang baik dan benar.
Partono misalnya, yang begitu menyepelekan makna dari sebuah paper, sehingga mengulur-ulur waktu untuk menyelesaikannya. Pada akhirnya ia sendiri yang rugi, karena merasa kewalahan untuk mengerjakannya di sela-sela waktunya yang semakin terbatas.
Kerugian ini biasanya tak berhenti sampai disitu saja, karena bagaimanapun juga aktivitas kita tidak hanya sekedar membuat paper. Kita masih akan dihadang lagi setumpuk pekerjaan yang menuntut ketelitian dan kecermatan kita. Paper sendiri tentu saja bukan hanya dari satu mata pelajaran saja, karena mata pelajaran lainnya tentu saja mewajibkan pelajar untuk juga membuat paper, atau juga tugas-tugas dalam bentuk lain.
Disiplin diri tidak muncul begitu saja. Ia lahir dari sebuah kebiasaan positif yang memakan waktu cukup panjang. Manfaatnya banyak sekali dalam setiap aspek kehidupan. Keteraturan, ketelitian, dan kecerdasan, semua itu lahir dari disiplin diri.
Disiplin diri juga senantiasa akan membuat kita selalu terikat dan merasa bertanggung jawab terhadap semua tugas-tugas yang menjadi kewajiban kita. Selain melakukan semua tugas tepat waktu dan penuh dedikasi, kita juga memperoleh kegembiraan dan kesenangan untuk menyelesaikannya. Dan cara yang paling tepat untuk membentuk disiplin diri ini adalah di rumah.
Baca juga Santiaji: Jangan Pernah Takut dengan Kegagalan
Galang Kerjasama
SEBAGAI manusia biasa kita tentu saja memiliki sejumlah keterbatasan, baik itu keterbatasan fisik maupun pikiran. Untuk itu kita tentu saja perlu memanfaatkan setiap waktu yang kita yang kita miliki, agar setiap aktivitas yang kita lakukan berhasil guna.
Bisa saja pekerjaan yang datang kepada kita terasa begitu memberatkan, karena hampir setiap hari ada-ada saja hal yang harus kita kerjakan. Belum lagi jika pekerjaan tersebut harus diselesaikan pada saat yang bersamaan, sementara kita harus mengerjakan pekerjaan lain yang tak kalah pentingnya.
Namun berpatokan kepada keterikatan dan tanggung jawab terhadap semua pekerjaan yang harus kita selesaikan, sebaiknya kita tidak perlu merasa cemas. Semua pekerjaan-pekerjaan yang menyita waktu, dipersiapkan dengan rekan sekerja. Kerjasama merupakan jalan yang terbaik.
Buat Jadwal
UNTUK mengantisipasi segala keterbatasan yang ada, kita juga dapat mengatasinya dengan membuat roster atau jadwal yang berisi semua aktivitas, Roster ini berisi jenis-jenis aktivitas, dan kapan harus segera diselesaikan.
Roster ini akan sangat membantu kita dalam melakukan setiap aktivitas, dan terutama mengurangi setiap ketegangan yang mungkin saja muncul jika kita menyimpan semua hal tersebut dalam pikiran kita.
Untuk memudahkan kita dalam menjadikan roster ini sebagai patokan dalam berbagai kegiatan kita, ada baiknya jika kita menyusun semua aktivitas dalam jenis-jenis yang sama. Juga kita harus membuat kapan sebuah pekerjaan harus diselesaikan.
Tentu saja situasi dan kondisi seseorang tidaklah selamanya dalam keadaan stabil. Suatu saat tertentu ia tentu mengalami rasa malas atau pun jenuh. Walaupun demikian kita tentu saja tidak dapat mengabaikan semua tugas tersebut begitu saja.
Untuk mengatasi hal tersebut kita perlu pula menyusun roster berdasarkan jenis-jenis pekerjaan yang paling sederhana dan paling mudah dikerjakan. Dengan demikian jika keadaan kita kurang begitu fit maka ada baiknya jika kita melakukan hal-hal yang bersifat sederhana.
Sebaliknya pula jika kita berada dalam kondisi yang benar-benar segar maka kita dapat memulai tugas-tugas yang memerlukan konsentrasi penuh. Jika semua ini telah dapat kita laksanakan dengan baik maka tidak ada alasan untuk tidak menikmati hidup secara maksimal.
Kepribadian: Memanfaatkan Waktu Dengan Efektif