KEGAGALAN adalah cara yang wajar untuk memberi gambaran akan ketidaktahuan, sekaligus sebagai guru yang terbaik bagi Anda.
Jangan Pernah Takut dengan Kegagalan
ANDA terbenam dalam lumpur kegagalan karir, sambil bertanya-tanya mengapa keberhasilan terlalu sulit Anda raih. Keberhasilan menghindari Anda.
Para ahli yang sukses dalam karir mengatakan, kegagalan bagaikan minyak dalam keberhasilan. Masalahnya bukanlah untuk menyerahkan diri pada kemalangan, dengan mengharapkan keberhasilan akan dianugerahkan sebagai satu keajaiban.
Seseorang yang berani menghadapi risiko kegagalan dan belajar dari penderitaan, mereka lebih memiliki kesempatan terbaik meraih keberhasilan dengan segala daya upayanya.
Bila Anda belum pernah gagal, bisa jadi Anda dalam kondisi terlena, segalanya terasa mudah dan berani mengambil risiko yang menantang.
Jangan pernah takut, itu dikatakan Amitai Etzioni, seorang profesor ekonomi sosial pada Universitas Goerge Washington di Washington D.C.
“Setiap orang punya kesempatan. Tak seorang pun bernaung dalam kegagalan seumur hidupnya,” katanya.
Kegagalan mudah sekali dikenali. “Biasanya kegagalan menyebabkan hilangnya banyak materi, hilangnya penghargaan atas diri sendiri, juga hilangnya status,” kat Carole Hyatt, seorang pengarang pembantu buku When Smart People Fail. Setidaknya bukan hal yang mudah, untuk mendapatkan yang Anda inginkan.
Sungguh tidak rasional orang yang berharap dirinya celaka, kata Robbi Harold Kushner, pengarang buku When Bad Things Happen to Good People. Tapi satu dosis keras dari kemalangan sering sebagai satu hal yang menyakitkan. Hal ini, tambah Kushner, “mengajarkan Anda mengenali kekuatan Anda dan untuk mengenali diri Anda dan untuk mengenali diri Anda dengan keterbatasannya. Itu bagian penting dalam kematangan diri.”
“Sukses yang berkelanjutan menimbulkan keangkuhan dan kepuasan terhadap diri sendiri,” kata industrialis multimilyader H. Ross Perot. “Aku inginkan orang yang menyukai tantangan, orang yang sudi untuk terantuk,” katanya lagi. Termasuk juga melakukan kesalahan yang sesungguhnya. Orang yang tidak berhasil menghindari risiko dengan nalurinya.
“Kau belajar banyak dari yang tidak dilakukan dibandingkan dengan yang dilakukan,” tambahnya. “Kegagalan biaya dari pencarian tantangan-tantangan baru.”
Artikel Santiaji menarik lainnya: Memanfaatkan Waktu Dengan Efektif
Beberapa Saran Menghadapi Kegagalan
BERPIKIR tentang kekacaubalauan ini dapat melumpuhkan Anda, oleh sebab itu, ada beberapa saran yang bisa membantu mengatasi masalah manusia pada umumnya, antara lain:
1. Jangan gunakan kata “G”.
Charles Garfield, pengarang Peak Performers: The New Heroes of American Business mengatakan, orang yang meraih sukses jarang menyerah pada “Ke-Gagal-an”. Sebuah kata yang berisi anjuran akan suatu yang berakhir pada kematian pribadi. Mereka lebih memilih kata “jalan perbaikan”.
Sekitar 34 tahun yang lalu, Victor Kiam, seorang pengusaha alat cukur merk Remington, membuang kesempatan untuk mendapatkan hak atas sebuah produk tak dikenal, ketika para koleganya mengecam produk ini: Velcro.
“Aku sangat kecewa dengan hal itu,” kata Kim, pengarang Live to Win. “Tapi aku lihat ini hanya sebagai titik kecil di tengah jalan. Disamping itu, jika aku tak belajar dari kesalahan pertimbangan itu. Tanpa punya kepercayaan diri, aku tak pernah memiliki Remington.
2. Jangan libatkan diri dengan masalah lain.
Kegagalan suatu sikap yang sama baiknya dengan suatu akibat,” kata Harvey MacKay, pengarang Swim With Sharks Without Beating Eaten Alive. Ketika segala sesuatunya terasa pahit, apakah secara naluriah Anda menamakan diri Anda sebagai orang yang kalah?
“Bahasa yang Anda gunakan untuk menggambarkan diri Anda dapat menjadi sebuah kenyataan yang penuh kekuatan,” katanya lagi. Berulangkali Anda menyebutkan diri sendiri sebagai seorang pedagang yang menganggur, hal itu tak hanya menyebutkan Anda sebagai orang orang yang tak bekerja – kegagalan yang sama dalam masyarakat kita – hal ini bahkan dapat membatasi potensi Anda.
Lebih baik pertimbangkan diri Anda sebagai “seseorang dengan segala kebebasan”, saran Hyatt. Kebebasan-kebebasan itu termasuk pengembangan diri dengan keahlian-keahlian baru atau dobrakan yang berani pada karir yang lain.
3. Persiapkan segalanya.
Bantulah diri Anda untuk terlindung dari sebuah rencana yang bisa mendatangkan petaka. Tanyalah diri Anda apakah hal yang terburuk yang dapat terjadi? Membayangkan diri kehilangan pekerjaan atau keluarga dapat memaksa Anda untuk mempertimbangkan pilihan-pilihan taktis secara jernih.
Apakah Anda punya cukup asuransi dan uang cadangan untuk melewati masa-masa sulit? Apakah anda punya bakat yang dapat memberi Anda sebuah penghasilan jika atasan memecat Anda?
Ingatlah, tulisan Cina(kami) untuk kata “krisis” terdiri dari dua karakter yang punya arti “bahaya” dan “kesempatan”.
Perluasan sistem dukungan Anda juga sangat penting sekali. Hyatt mengatakan, “Jawaban bagi kegagalan dengan memiliki keseimbangan yang terpusat pada keluarga, teman-teman dan berbagai hobi.”
Tak ada pekerjaan atau perbuatan yang dapat mendukung seluruh kehidupan emosi Anda. Mortimer R. Feinberg, seorang psikolog mengatakan, “Bila Anda terlalu percaya pada lingkungan, Anda akan jadi fosil. Aku mengenal seorang penganggur eksekutif yang merasa sangat sulit ketika kutanyakan tentang rencananya untuk mencari pekerjaan baru, dan dia berkata tak satupun dia punya rencana itu.”
4. Boleh gagal, tapi tidak boleh putus asa.
Jack Matson, seorang profesor pada Universitas Houston, mengembangkan sebuah pelajaran yang disebutnya “Failure 101” oleh para muridnya. Matson meminta kelas yang diajarnya membuat produk contoh yang tak seorang pun berkehendak untuk membelinya.
“Mereka merancang bak mandi panas untuk cerpelai, juga layang-layang yang diterbangkan dalam badai,” kata Matson.
Ide-idenya sangat menggelikan, tapi murid-murid Matson menyamakan kegagalan dengan inovasi sebagai pengganti kekalahan, mereka merasa bebas untuk mencoba segala sesuatu. Sejak banyak murid yang setidaknya punya kegagalan sebelum menemukan tempat yang tepat bagi bisnis mereka, mereka belajar untuk tidak menganggap kegagalan sebagai kata akhir. “Mereka belajar untuk mengulang dan siap untuk membidik sasaran lagi,” kata Matson.
Para murid juga menemukan 2 cara penyebab kegagalan. Mereka menguji secara berurutan hal-hal yang Matson sebut “bersikap lamban kegagalan yang bodoh”. Prosesnya sangat panjang, hingga akhirnya merasa letih dan kemudian menyerah.
“Bila Anda pandai, kegagalan akan cepat berlalu,” kata Matson. Maksudnya Anda dapat melempar beberapa ide pada satu waktu bersamaan dan bersiap lagi untuk bidikan berikutnya. “Kegagalan itu hal yang wajar, sebuah cara yang alamiah untuk memetakan ketidaktahuan,” kata Matson lagi. Karenanya sesingkat mungkin percobaan dalam sebuah periode waktu yang kecil.
5. Jangan pernah berbicara mati.
Perusahaan konstruksi Glen Early, bangkrut pada 1975. Kemudian Early menggadaikan rumahnya. Hal ini lebih dari menunjukkan kebangkrutannya. Dia terus bekerja di bidang konstruksi dan berusaha untuk mengatasi segala keruwetan manajemen. Pada 1982, dia “cukup berani” untuk meminjam lebih banyak, dan memulai lagi bisnisnya dengan membangun reputasi yang kokoh dengan pihak bank, untuk dapat mengatasi masa-masa sulit.
Early mengembangkan bisnis konstruksi barunya secara hati-hati. Dia belajar di sebuah akademi administrasi bisnis. Menjelang 1988, perusahaan Early masuk dalam daftar 500 perusahaan Amerika dengan pertumbuhan cepat yang dimiliki secara perorangan yang ditulis dalam majalah Inc.
Early tidak membanggakan diri. Kenangan pada masa-masa sulit terus membayanginya. “Saya tak akan sanggup untuk jadi angkuh karena saya berhasil,” katanya. Saya selalu berusaha untuk meningkatkan bisnisku.”
Dengan sikap seperti itu, yang timbul karena kegagalan, nampaknya dia masih akan lama berada di puncak. Anda pun bisa begitu.
Kepribadian: Jangan Pernah Takut dengan Kegagalan